Perjanjian Giyanti membuat Kerajaan Mataram terbagi menjadi dua yakni Keraton Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Dua tahun setelah penandatangan perjanjian tersebut Keraton Kasunanan Surakarta pecah setelah Raden Mas Said atau yang lebih dikenal Pangeran Samber Nyawa melakukan pemberontakan. Maka atas dukungan Sunan Surakarta, Ia mendirikan sebuah kerajaan sendiri dengan wilayah kekuasaan disebelah barat tepian sungai Pepe di pusat kota yang saat ini bernama Solo.
Kerajaan yang dibangun Raden Mas Said tersebut diberi nama Puro Mangkunegaran dan bertahta dengan gelar Pangeran Mangkunegoro I. Arsitektur Puro Mangkunegara merupakan arsitektur Jawa klasik yakni joglo dengan keseluruhan istana terbuat dari kayu jati bulat atau utuh.
Istana Mangkunegaran terdiri dari dua bagian utama yakni pendopo dan dalem yang diapit oleh tempat tinggal keluarga raja. Pendopo merupakan joglo dengan empat tiang utama atau yang disebut soko guru. Warna hijau dan kuning yang mendominasi pendopo adalah warna pari anom (padi anom) yang menjadi warna khas keluarga Mangkunegaran. Warna terang pada hiasan langit-langit pendopo melambangkan astrologi Hindu Jawa. Tempat ini biasa dipergunakan sebagai acara resepsi dan pementasan tari tradisional Jawa. Dibagian lain dalam pendopo terdapat seperangkat gamelan yang dinamai Kyai Kanyut Mesem dan difungsikan pada saat-saat tertentu atau sebagai pengiring latihan tari tradisional.
Didalam dalem sendiri terdapat pringgitan yakni ruang untuk menerima tamu pejabat. Selain itu ruangan ini juga berfungsi untuk mementaskan wayang kulit. Ruangan ini dihiasi dengan beberapa lukisan karya Basuki Abdullah pelukis kenamaan Solo. Ada juga beberapa koleksi barang peninggalan berharga lainnya yang bernilai seni dan sejarah tinggi. Koleksi beberapa topeng juga dari berbagai daerah di Indonesia diantaranya dari Yogyakarta, Cirebon, Madura dan Bali serta koleksi topeng dari Cina. Kitab-kitab kuno dari jaman Mataram dan Majapahit, berbagai hiasan emas dan beberapa potret Mangkunegoro. Selain itu ada koleksi beberapa kereta yang digunakan untuk upacara-upacara tradisional.
Puro Mangkunegaran terletak di tengah kota Solo yakni diantara Jl. Ronggo Warsito, Jl. Kartini, Jl. Siswa dan Jl. Teuku Umar. Pura Mangkunegaran terbuka bagi para pengunjung setiap harinya mulai pukul 09.00 – 14.00 WIB, kecuali hari Jumat pukul 09.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB.
How to get there :
Untuk menuju ke lokasi ini dari Yogyakarta Anda dapat menggunakan kendaraan umum jurusan Solo turun di Terminal Tirtonadi kemudian dilanjutkan dengan angkutan kota yang melewati Jl. Urip Sumoharjo. Bisa juga menggunakan kereta api turun di Stasiun Jebres dilanjutkan dengan naik becak atau taksi. Bagi Anda yang menggunakan kendaraan pribadi baik roda dua maupun roda empat dapat menggambil rute seperti pada peta lokasi.
Tempat terdekat :
Beberapa lokasi terdekat yang dapat anda mengunjungi diantaranya adalah Pasar Klewer
Hotel terdekat :
Hotel terdekat di sekitar lokasi diantaranya Best Western Premier Hotel atau Novotel Solo Hotel
Peta Lokasi :
Lihat Puro Mangkunegaran di peta yang lebih besar
Informasi penyewaan /rental mobil dengan banyak pilihan dapat di klik disini
Komitmen kami untuk memberikan informasi, tips, dan panduan wisata untuk Anda sekalian, Namun demikian pemeliharaan website ini tidaklah murah, maka apabila Anda memesan hotel silahkan klik link hotel yang ada di halaman ini untuk membantu kami terus dapat memberikan informasi serta panduan wisata yang lebih menarik lagi. Dan juga sarankan kami di twitter dan facebook
Mau Liburan Murah? Pastikan Hubungi Kami!
Tour Murah Panduan Wisata. Telp: +62.85.101.171.131. Pin BB: 5BF4C2B4