Ketoprak lakon Sapa Ngedan Keduman ini menggambarkan sesuai zaman edan seperti yang terjadi saat ini. Begitulah tanggapan Den Baguse Ngarso terkait acara di TBY akhir pekan mendatang.
Pentas Ketoprak Ringkes Tjap Tjonthong pada Sabtu – Minggu (4 – 5 Mei) mulai pukul 20:00 WIB akan menampilkan lakon “Sapa Ngedan Keduman” di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta (TBY).
Ketoprak berdurasi 2 jam dengan naskah karya Susilo “Den Baguse Ngarso” yang sarat kritik sosial soal edan harta, jabatan dan merasa bisa dikemas dalam humor segar.
Pentas ini diselenggarakan Komunitas Contong Yogyakarta bekerja sama dengan Taman Budaya Yogyakarta dan didukung SKH Kedaulatan Rakyat, terbuka untuk umum.
Harga tiket masuk kelas VIP Rp. 50 ribu, duduk kursi Rp. 30 ribu dan lesehan Rp. 20 ribu. Tiket dapat dipesan di bagian promosi SKH Kedaulatan Rakyat Jalan P. Mangkubumi 40-44 Yogyakarta.
Susilo mengatakan, Ketoprak Ringkes Tjap Tjontong Djogdjakarta dalam pelaksanaannya menggunakan konsep menggabung seni tradisi ketoprak dengan unsur teater modern meliputi pola akting, bloking, tata artistik, tata lampu dan iringan musik dan mengandalkan kekuatan cerita.
Untuk lakon “Sapa Ngedan Keduman” ini, para pemain dan pemusik harus melakukan proses latihan sebagaimana menyiapkan pentas teater.
“Pemain tetap diberi kebebasan improvisasi untuk melemparkan humor segar mengembangkan dari alur cerita. Sebab sebagian besar para pemain seniman ketoprak, pelawak yang kekuatan improvisasinya hebat. Saya sebagai penulis naskah dan sutradara bersama Marwoto Kawer ingin memaksimalkan para pemain yang memiliki kemampuan improvisasi luar biasa,” papar Susilo, usai latihan di TBY.
Dia mengungkapkan, para pendukung cerita “Sapa Ngedan Keduman” terdiri Yu Beruk, Hargi Sundari, Rini Widyastuti, Miyanto, Jono, Rio Pujangkoro, Novi Kalur, Bagong Tris Gunarnto dan Marwoto Kawer. Iringan musik digarap Warsono ’Kliwir’ SSn Msn.
“Yang Jelas, lakon Sapa Ngedan Keduman ini menggambarkan sesuai zaman edan seperti yang terjadi saat ini, lebih banyak orang edan harta, kekuasaan dan merasa paling bisa,” tukas Susilo.
Susilo Nugroho selain masih aktif dalam dunia seni juga berprofesi sebagai pengajar. “Guru dan pelawak itu punya banyak kesamaan. Mereka sama-sama aktor dari satu peran saja. Kedua profesi ini juga membutuhkan persiapan materi untuk di sampaikan di panggung. Hanya cara penyampaian yang berbeda”, tutur alumnus IKIP Sanata Dharma ini.
Bagi Anda yang ingin menyaksikan acara di Taman Budaya Yogyakarta (TBY) ini dapat menggunakan transportasi berupa bus TransJogja trayek 1A dan 1B. Bisa juga membawa kendaraan pribadi, jarak tempuh TBY dari Malioboro sekitar 10 – 15 menit.
Selagi di Kota Pelajar ini, Anda juga dapat menyaksikan Mitos Melankolia bersama Melancholic Bitch, Blues on Friday dan konser Cherrybelle. Hotel yang dapat dipilih di sekitar TBY adalah Malioboro Inn Hotel, Hotel Mutiara atau Inna Garuda Hotel.
Lokasi Taman Budaya Yogyakarta View Larger Map
Informasi penyewaan /rental mobil dengan banyak pilihan dapat di klik disini
Komitmen kami untuk memberikan informasi, tips, dan panduan wisata untuk Anda sekalian. Namun demikian, pemeliharaan website ini tidaklah murah. Apabila Anda memesan hotel, silahkan klik link hotel yang ada di halaman ini untuk membantu kami terus dapat memberikan informasi serta panduan wisata yang lebih menarik lagi. Dan juga sarankan kami di twitter dan facebook.
Mau Liburan Murah? Pastikan Hubungi Kami!
Tour Murah Panduan Wisata. Telp: +62.85.101.171.131. Pin BB: 5BF4C2B4
3 Comments
Pingback: Konser Bertajuk “Mitos Melankolia” di Yogyakarta | Wisata Yogyakarta
Pingback: Blues On Friday di B’Jong Nologaten Yogyakarta | Wisata Yogyakarta
Pingback: Cherrybelle Exclusive Concert di Grand Pacific Hall Yogyakarta | Wisata Yogyakarta
Pingback: Blues On Friday di B’Jong Nologaten Yogyakarta | Wisata Yogyakarta