Pada jaman sekarang banyak anak kecil mengenal lagu – lagu orang dewasa bertema cinta, yang sebenarnya belum tepat untuk mereka dengarkan. Padahal Indonesia, khususnya Yogyakarta memiliki tembang dolanan yang sarat nasehat dan baik untuk memupuk kepribadian luhur seorang anak.
Salah satu lagu Jawa yang memiliki petuah bijak di dalam syairnya ialah “Sluku – Sluku Bathok”. Coba perhatikan lirik berikut :
Sluku – sluku bathok
Bathoke ela – elo
Si romo menyang Solo
Leh – olehe payung motho
Mak jenthit lolo lobah
Wong mati ora obah
Nek obah medeni bocah
Nek urip goleka dhuwit
Apabila ditulis dalam bahasa Indonesia, kurang lebih akan berbunyi seperti :
Geleng – geleng kepala
Kepalanya geleng – geleng
Si bapak pergi ke Solo
Oleh – olehnya payung motho
Tiba – tiba bergerak
Orang mati tidak bergerak
Jika bergerak menakuti anak kecil
Jika hidup carilah uang
Makna yang tersirat dari lirik tembang dolanan “Sluku – Sluku Bathok” adalah nilai religius. Geleng – geleng kepala adalah gerakan yang mengiringi dzikir pada Allah. Bapak pergi ke Solo dapat diartikan untuk selalu berada di jalan yang benar.
Lalu lirik oleh – olehnya payung motho dimaknai sebagai akan tiba saatnya maut menjemput. Mak jenthit lolo lobah menandakan bahwa umur manusia itu singkat dan dapat diambil Yang Maha Kuasa sewaktu – waktu.
Selanjutnya, wong mati ora obah, artinya jika sudah meninggal, manusia sudah tidak bisa berbuat apa – apa lagi. Nek obah medeni bocah atau jika bergerak akan menakuti anak – anak, berarti jika sudah mati atau rusak (hatinya) tapi belum bertobat maka balasannya akan menakutkan.
Bait terakhir, nek urip goleka dhuwit, maknanya adalah jika masih hidup banyak – banyaklah mencari pahala. Sebab bukan tidak mungkin dhuwit atau uang di sini maksudnya ialah “uang saku” untuk masuk surga.
Sebenarnya banyak yang menafsirkan arti dari lirik tembang dolanan “Sluku – Sluku Bathok”. Seperti ada yang menyatakan bahwa lagu tersebut disadur dari bahasa Arab, “sluku – sluku bathok, bathoke ela – elo” sama dengan “usluk fa usluka bathnaka, bathnaka ila Allah” dan seterusnya. Meski versinya berbeda – beda, namun secara keseluruhan intinya sama, yakni mengajak untuk selalu berbuat baik dan senantiasa mengingat Sang Pencipta.
Simak juga tentang asal – usul Yogyakarta, gamelan, dan garis imajiner Merapi – Pantai Selatan.
Sembari menikmati suasana Jogja, Anda dapat menginap di Hotel Mutiara, Inna Garuda Hotel, Hotel Ibis Malioboro.
Peta Yogyakarta
Informasi yang tertera dalam artikel di atas sesuai dengan kondisi pada 22 Maret 2014.
Komitmen kami untuk memberikan informasi, tips, dan panduan wisata untuk Anda sekalian, Namun demikian pemeliharaan website ini tidaklah murah, maka apabila Anda memesan hotel silahkan klik link hotel yang ada di halaman ini untuk membantu kami terus dapat memberikan informasi serta panduan wisata yang lebih menarik lagi. Dan juga sarankan kami di twitter dan facebook.
Mau Liburan Murah? Pastikan Hubungi Kami!
Tour Murah Panduan Wisata. Telp: +62.85.101.171.131. Pin BB: 5BF4C2B4