Lahir dengan nama Bendoro Raden Mas Dorodjatun, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjadi Raja Yogyakarta pada usia 28 tahun. Sultan menggantikan sang ayah, Hamengku Buwono VIII, yang meninggal dalam perjalanan usai menjemputnya pulang dari Belanda.
Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Hamengku Buwono VIII menyerahkan keris Kyai Ageng Joko Piturung kepada GRM Dorojatun sebagai tanda suksesi kerajaan dan akan menjadi Raja Yogyakarta ke-9.
GRM Dorojatun dinobatkan sebagai Sultan Yogyakarta pada tanggal 18 Maret 1940 dengan menyandang gelar “Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Sultan Hamengkubuwana Senapati-ing-Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Khalifatullah Ingkang Jumeneng Kaping Sanga”.
Selama masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono IX (1940 – 1988), banyak terjadi pergolakan di Indonesia, baik sebelum maupun sesudah kemerdekaan 17 Agustus 1945. Namun Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta yang pertama ini juga berandil besar terhadap keutuhan NKRI. Salah satunya adalah ketika peristiwa Serangan Oemoem 1 Maret.
Dia memang dikenal menentang penjajahan Belanda dan mendorong kemerdekaan Indonesia. Saat Jakarta dikuasai Belanda pada Agresi Militer Belanda I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX mengundang Presiden Indonesia untuk memimpin dari Yogyakarta, hingga kini buktinya masih bisa Anda saksikan di Gedung Agung.
Ketika Indonesia dijajah Jepang, Sri Sultan Hamengku Buwono IX juga tidak rela rakyatnya dijadikan romusha dan dikirim ke berbagai daerah. Maka dia menyusun strategi, yakni dengan mengadakan proyek lokal saluran irigasi Selokan Mataram. Dengan adanya proyek pembangunan tersebut, rakyat Yogyakarta terhindar dari praktek kerja paksa penjajah Jepang.
Tercatat, Hamengku Buwono IX pernah menduduki jabatan – jabatan penting di Indonesia. Diantaranya adalah Menteri Pertahanan, Wakil Perdana Menteri, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, dan juga Wakil Presiden menggantikan Mohammad Hatta pada tahun 1973.
Pada tahun 1988, tepatnya Minggu malam tanggal 2 Oktober, Hamengku Buwono IX wafat di George Washington University Medical Centre, Amerika Serikat. Raja Kasultanan Yogyakarta ke-9 ini dimakamkan di tempat peristirahatan terakhir raja – raja Mataram, Imogiri. Dia meninggalkan 5 istri, 15 putra dan 7 putri. Salah satu putranya, yakni Bendoro Raden Mas Arjuna Darpita merupakan penerus Kasultanan Yogyakarta.
Berkat jasa – jasanya, pria yang pernah mengenyam pendidikan di Rijkuniversiteit (Universiteit Leiden) Belanda ini dinobatkan menjadi pahlawan nasional Indonesia pada tanggal 8 Juni 2003.
Simak juga tentang asal – usul Yogyakarta, gamelan, dan garis imajiner Merapi – Pantai Selatan.
Sembari menikmati suasana Jogja, Anda dapat menginap di Hotel Mutiara, Inna Garuda Hotel, Hotel Ibis Malioboro.
Peta Yogyakarta
Informasi yang tertera dalam artikel di atas sesuai dengan kondisi pada 22 Maret 2014.
Komitmen kami untuk memberikan informasi, tips, dan panduan wisata untuk Anda sekalian, Namun demikian pemeliharaan website ini tidaklah murah, maka apabila Anda memesan hotel silahkan klik link hotel yang ada di halaman ini untuk membantu kami terus dapat memberikan informasi serta panduan wisata yang lebih menarik lagi. Dan juga sarankan kami di twitter dan facebook.
Mau Liburan Murah? Pastikan Hubungi Kami!
Tour Murah Panduan Wisata. Telp: +62.85.101.171.131. Pin BB: 5BF4C2B4